Sabtu, 25 September 2010

Akhwat Sejati

Akhwat Sejati

oleh Sulistiani Warni pada 09 September 2010 jam 7:14
Seorang gadis kecil bertanya pada ayahnya, “Abi ceritakan padaku tentang akhwat sejati?” Sang ayah pun menoleh sambil kemudian tersenyum.Anakku…Seorang akhwat sejati bukanlah dilihat dari kecantikan paras wajahnya, tetapi dilihat dari kecantikan hati yang ada di baliknya. Akhwat sejati bukan dilihat dari bentuk tubuhnya yang mempesona, tetapi dilihat dari sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya.Akhwat sejati bukan dilihat dari begitu banyaknya kebaikan yang ia berikan tetapi dari, keikhlasan ia memberikan kebaikan itu. Akhwat sejati bukan dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya, tetapi dilihat dari apa yang sering mulutnya bicarakan. Akhwat sejati bukan dilihat dari keahliannya berbahasa, tetapi dilihat dari bagaimana caranya ia berbicara.Sang ayah diam sejenak sembari melihat ke arah putrinya.“Lantas apa lagi Abi?” sahut putrinya.Ketahuilah putriku…Akhwat sejati bukan dilihat dari keberaniannya dalam berpakaian tetapi dilihat dari sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya. Akhwat sejati bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang di jalan, tetapi dilihat dari kekhawatiran dirinyalah yang mengundang orang jadi tergoda. Akhwat sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang ia jalani, tetapi dilihat dari sejauhmana ia menghadapi ujian itu dengan penuh rasa syukur. Dan ingatlah…Akhwat sejati bukan dilihat dari sifat supelnya dalam bergaul, tetapi dilihat dari sejauhmana ia bisa menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul.Setelah itu sang anak kembali bertanya,“Siapakah yang dapat menjadi kriteria seperti itu, Abi?” Sang ayah memberikannya sebuah buku dan berkata, “Pelajarilah mereka!” Sang anakpun mengambil buku itu dan terlihatlah sebuah tulisan “Istri Rasulullah”. (Muslimah Sholihah)

Siapakah Aku?

Aku adalah teman tetapmu. Aku adalah penolongmu yang terbesar atau bebanmu yang terberat. Aku akan mendorongmu maju atau menyeretmu menuju kegagalan. Aku sepenuhnya tunduk pada perintahmu. Sebagian hal yang kulakukan, mungkin sebaiknya kamu serahkan saja kepadaku, maka aku akan dapat melakukannya dengan cepat dan tepat.

Aku mudah diatur, tinggal kamu tegas terhadapku. tunjukkan kepadaku, bagaimana persisnya jika kamu ingin sesuatu dilaksanakan dan setelah beberapa kali belajar, aku akan melakukannya dengan otomatis. Aku adalah hamba dari semua manusia sukses dan bahagia. Sialnya, aku pun budak dari manusia yang gagal dan pecundang. Mereka yang besar telah kujadikan besar. Mereka yang gagal akan kujadikan pecundang yang hina.

Aku bukan mesin walaupun aku bekerja dengan kecepatan seperti mesin ditambah kecerdasan manusia. Kamu bisa menjalankan aku demi keuntungan atau demi kehancuran; tak ada bedanya bagiku.

Ambillah aku, latihlah aku, tegaslah terhadapku, maka aku akan meletakkan dunia di kakimu. kendurlah terhadapku, maka aku akan menghancurkanmu. Siapakah aku?

This is Story about 4 people named....

....EVERYBODY, SOMEBODY, ANYBODY, and NOBODY.

There was an important job to be done and EVERYBODY was sure that SOMEBODY would do it. ANYBODY could have don't it, but NOBODY did it. SOMEBODY got angry about it because it was EVERYBODY's job.

EVERYBODY thought ANYBODY could do it. But NOBODY realized that EVERYBODY wouldn't do it. It ended up that EVERYBODY blamed SOMEBODY when NOBODY did what ANYBODY could done.

Ikhwan Sejati

Seorang remaja pria bertanya pada ibunya, "Ibu ceritakan padaku tentang ikhwan sejati."

Sang ibu tersenyum dam menjawab,
"Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, Tetapi dari kasih sayangnya pada orang di sekitarnya.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang, Tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya, Tetapi dari sikapnya yang bersahabat pada generasi muda bangsa.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bagaimana ia dihormati di tempat kerjanya atau di sekolahnya, Tetapi bagaimana ia dihormati di dalam rumahnya.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan, Tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang  bidang, Tetapi dari hati yang ada di balik itu.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari banyaknya akhwat yang memujanya, Tetapi dari komitmennya terhadap akhwat yang dicintainya.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebankannya, Tetapi dari tabahnya ia menjalani lika-liku kehidupan.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya ia membaca Al-Qur'an, Tetapi dari kekonsistenannya menjalani apa yang dibacanya."
"Siapakah yang dapat memenuhi kriteria seperti itu, Bu?"
Ibunya pun menjawab,"Muhammad SAW."
"Org baik yg berada d linkungan yg baik dan ia mjd org baik adlh BIASA. Org baik yg brada d lingkungan yg krg baik dan ia mjd org tdk baik adlh MUSIBAH. Org baik yg brada d tmpt yg krg baik dan ia ttp mjd org baik lalu membuat lngkungan'a mjd baik adlh LUAR BIASA." Ust.Rahmat Abdullah.