a. Aisyah r.a. menuturkan bahwa Rasulullah melakukan I’tikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan hingga Alla SWT mengambil nyawanya. Sepeninggal Rasulullah, Istri-istri beliau tetap beri’tikaf.(HR Al Bukhari, Muslim, Abu Daud, An-Nasa’I, At-Tirmidzi dan Ibnu Madjah).
b. Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Aisyah meminta izin kepada Rasulullah SAW untuk beri’tikaf , dan Rasulullah mngizinkannya. Kemudian di tempat I’tikaf itu dibuat kemah. Ternyata Hafsah mendengar bahwa Aisyah diizinkan beri’tikaf. Lalu Hafsah dibuatkan sebuah kemah untuk beri’tikaf. Zainab pun juga beri’tikaf dan dibuatkan kemah. Ketika Rasulullah SAW hendak keluar rumah suatu pagi, beliau melihat 4 kemah. Rasulullah pun berkata,” ada apa ini?” beliau lalu diberitahu tentang hal itu. Beliau berkata,”apa yang membuat mereka melakukan hal ini? Apakah dengan ini mereka ingin mendapatkan kebaikan? Kemasi kemah-kemah itu. Aku tidak mau melihatnya lagi.” Kemah-kemah itupun dikemasi. Rasulullah pun tidak lagi melakukan I’tikaf pada bulan Ramadhan. Setelah sepuluh hari terakhir bulan Syawa, beliau baru beri’tikaf lagi. (Shahih: Muttafaq ‘Alaih).
c. Aisyah r.a bahwa Salh satu istri Rasulullah yang sedang Istihadah(keluar darah penyakit), beri’tikaf bersama beliau. Istri nabi itu melihat darah dan cairan kekuning-kuningan saat shalat. Dalam kondisi ini istri-istri Nabi biasanya meletakkan wadah dibawahnya untuk menampung darah yang menetes.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar